BNI BEREMPATI

BNI BEREMPATI *

Berbagi Dalam Energi, Maritim, Penghijauan, Pariwisata, Seni dan Teknologi

I. Pendahuluan

Sepanjang tahun 2007 peranan Bank BNI dalam memenuhi tanggungjawab social telah dijalankan dengan sempurna dalam beberapa jenis program bantuan pendidikan, kesehatan, agama dsb. Bahkan BNI meraih MDGs Award tanggal 26 November 2007 dari PBB. Lantas apakah kita hanya berpuas diri pada sektor-sektor tersebut dan tidak tergugah hati untuk memperbaiki kualitas lingkungan sekitar kita yang sudah mulai mengalami kerusakan ? Sayang sekali apabila sekolah-sekolah telah dibangun namun banjir masih saja menggenangi lingkungan sehingga aktivitas pendidikan terganggu. Program CSR BNI Berempati berdimensi jangka panjang dan bersifat natural resources renewal [pembaruan sumber daya alam]. Indonesia adalah negeri dengan 70% perairan dan 30% daratan dengan sempadan sekililingnya adalah 72% lautan. Ironisnya, kondisi global saat ini sangat mengkhawatirkan umat manusia. Pemanasan global naik rata-rata 0,6 derajat Celsius selama dasawarsa terakhir. Es kutub utara dan selatan mencair, menaikkan permukaan laut 3 cm. Kenaikan suhu akan membawa air leluasa memasukan daratan di seantero negeri [Sinar Harapan, 4/01/2008, hal.6]. Buktinya adalah sungai Bengawan Solo telah meluap hingga ke Gresik Jawa Timur dengan menimbulkan kerugian materiil sekitar ratusan Milyar rupiah.

Tanggungjawab sosial korporasi saat ini bukan hanya berhubungan dengan peningkatan taraf hidup komunitas masyarakat namun dapat diperluas dengan tanggung jawab kepada alam sekitarnya dimana manusia hidup dan berinteraksi. Di sinilah sebenarnya korporasi sekaliber BNI dapat memainkan peranannya secara unik dan terintegrasi antara alam dan manusia. Green BNI ! Ya, BNI yang hijau, sehijau salah satu warna korporatnya. Betapa saya merindukan bank BNI dapat menjadi lokomotif perubahan di Tanah Air dengan ikut serta mewujudkan alam lingkungan yang bersih, nyaman dan sekaligus menghasilkan nilai ekonomis buat masyarakat luas. Sekarang mari kita lihat progam CSR seperti apa yang dapat kita tawarkan sehingga hasilnya dapat memperkuat citra BNI dan sekaligus menguntungkan BNI secara long-term. BNI Berempati adalah program CSR yang bertumpu pada 4 [empat] keseimbangan potensi sumber daya terbaharukan dengan basis pengetahuan, yakni : alam, energi, seni dan teknologi. Inilah modal CSR yang unik, terintegral dan bersifat give and get. Berikan kepada masyarakat maka BNI akan mendapatkan hasilnya.

II. Energi

BNI menanam kelapa sawit ! Inilah jargon metaphor untuk transformasi bisnis BNI yang tangguh dan kompetitif di masa datang. Namun kini BNI dapat benar-benar menanam pohon jarak atau pohon singkong dalam program CSR yang berbasis energi terbaharukan. BNI dapat menjadi sponsor untuk individu-individu, LSM, koperasi maupun perusahaan yang berupaya mencari terobosan pemakaian bahan bakar biologis seperti biofuel dari pohon jarak atau bioetanol dari pohon singkong. Di Sukabumi, tiga bulan silam Wiren Iskandar menawarkan bioetanol produksinya kepada para supir angkutan kota. Hal ini mendapat respon positif dari para supir karena harganya yang sangat ekonomis dibandingkan dengan bensin. Lima ratus liter bioetanol produksinya sehari, habis mengisi tangki-tangki angkot. Alumnus Universitas Tarumanegara itu meraup omzet Rp.111 juta sebulan dari perniagaan bioetanol [Trubus, terbit 01 Januari 2008]. Inilah program CSR yang dapat dilakukan BNI sehingga pada akhirnya BNI dapat meraup keuntungan baik secara profit maupun good corporate image di masyarakat. Bersama masyarakat BNI dapat membangun depot-depot atau kilang-kilang bioetanol di beberapa kota sehingga masyarakat kalangan bawah dapat membeli secara lebih murah selain ramah lingkungan. Selain itu, BNI dapat memberikan dana riset kepada orang-orang semacam Wiren Iskandar sehingga produksi bioetanol dari pohon singkong atau pohon jarak ini dapat bersifat masal, efisien, efektif dan ekonomis. Seluruh kendaraan dinas BNI di seluruh Indonesia dapat menggunakan bahan bakar etanol ini. BNI menjadi pionir dalam hal pemanfaatan energi terbaharukan. Lambat-laun apabila prospek bisnis ini cerah maka para pelaku bisnis biofuel ini dapat mengajukan kredit ke BNI.

III. Maritim dan Penghijauan

Seperti yang disinggung di atas, Indonesia adalah 70% perairan maka sebaiknya program CSR ini melibatkan dunia kelautan di Tanah Air. BNI dapat memberikan bantuan pembangunan sarana dan pra-sarana seperti : pemberian perahu motor, alat penangkap ikan yang lebih modern dan pembangunan perkampungan nelayan yang bersih. Di samping itu perkampungan nelayan banyak yang tidak memiliki akses ke sumber listrik seperti di kepulauan Aruri di Biak, Papua. Program CSR BNI dapat meliputi penyediaan generator set [genset] bagi mereka.

Cegah Deforestasi ! Program CSR BNI harus berperan serta secara langsung untuk mengurangi emisi karbon seperti yang diamanatkan dalam Bali Roadmap pada Konferensi UNCCC di Bali, Desember 2007 lalu. BNI dapat melakukan penghijauan kembali hutan-hutan yang telah dirusak oleh para pelaku illegal logging maupun akibat perambahan hutan dengan cara membakar. Penghijauan dilakukan bekerjasama dengan LSM seperti Walhi, ELSAM, Pelangi Indonesia dll. Citra BNI sebagai Bank BUMN akan semakin besar karena kepeduliannya yang besar terhadap pelestarian lingkungan hidup. Di samping itu, BNI dapat ikut mengklaim dirinya sebagai Green BNI [BNI Hijau], korporat pertama yang memiliki komitmen terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Keterlibatan pegawai BNI dapat bersifat massal dimana para pegawai secara kolektif pada periode tertentu, misalnya di hari Sabtu/Minggu/Hari Libur lainnya, dengan berkoordinasi dengan LSM Lingkungan Hidup mengadakan bakti lingkungan di hutan-hutan yang gundul, atau bakti lingkungan di kawasan-kawasan yang lingkungannya sudah hancur. Di samping itu, di kantor-kantor cabang BNI di kota-kota besar yang rawan banjir seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dsb, BNI menjadi poinir pembuatan sumur biopori untuk resapan air guna mengantisipasi banjir. Pembuatan sumur biopori sangat mudah dan ekonomis.

IV. Pariwisata dan Seni

Visit Indonesia 2008. BNI dapat mengambil bagian dalam mempromosikan 7 [tujuh] juta wisatawan manca negara untuk datang ke Tanah Air. Caranya adalah dengan mensponsori festival-festival kebudayaan di Tanah Air. Pegawai BNI dapat menjadi peserta karnaval-karnaval kebudayaan, kirab budaya atau bazaar budaya. Tentunya dengan variasi sebaran BNI di seluruh Indonesia maka bibit-bibit pegawai yang berbakat dalam bidang seni dapat ikut tersalurkan. Selain itu, BNI memiliki cabang di luar negeri seperti Singapore, Hongkong, Tokyo, New York dan London, maka BNI dapat berperan-serta mempromosikan Indonesia di negara-negara tersebut dengan cara membuka outlet pariwisita di sana. Hal ini tentunya bekerjasama dengan Departemen Pariwisata dan Kebudayaan serta mitra/agen turisme lokal. Di samping itu, kerjasama promosi ini dapat membawa keuntungan buat BNI yakni, lalu lintas devisa wisatawan tersebut dapat diakomodir di Bank BNI. Mengingat beberapa waktu lalu Malaysia mengklaim telah mematenkan beberapa karya seni seperti Batik, Lagu Rasa Sayange, Tarian Reog Ponorogo maka BNI dapat menyalurkan dana kepada lembaga-lembaga budaya untuk membantu mendaftarkan paten dari warisan budaya di negeri ini. Ini demi menegakkan harga diri bangsa. Sejauh yang diketahui penulis, biaya pembuatan hak paten [HAKI] adalah paling mahal Rp.6 juta per kasus.

V. Teknologi

Di tahun 2007 BNI telah mendapatkan 3 [tiga] buah ISO 9001:2000 untuk bidang teknologi maka sudah saatnya BNI menyalurkan ilmu teknologinya kepada masyarakat. Program CSR dapat membantu sekolah-sekolah dalam penyediaan perangkat komputer dan akses internet untuk pendidikan. Prioritas CSR ini untuk sekolah-sekolah dasar sampai menegah di kawasan Indonesia Timur sehingga mereka tidak tertinggal jauh dengan koleganya di P.Jawa. Di samping itu, BNI dapat menyediakan fasilitas jaringan komputer ke beberapa Rumah-rumah Sakit yang belum melek teknologi. Dimana antara bagian-bagian poli kesehatan [Misal : Poli Umum, THT, Gigi, Kandungan, Paru, Kulit dan Kelamin, Jantung] dipasang jaringan komputer LAN sehingga setiap dokter yang melakukan diagnosa atau mengambil tindakan medis dapat melihat riwayat medis pasien dari sebuah komputer. Jadi menulis resep, mencatat riwayat penyakit dilakukan menggunakan PC yang terkoneksi secara LAN [Local Area Network]. Dengan demikian citra BNI jelas meningkat besar dalam dunia medis dan sebagai timbal balik intrinsik-nya, arus dana dan sistem payroll Rumah Sakit tersebut dapat dikelola oleh Bank BNI.

Selain hal-hal di atas, penulis menyarankan agar BNI membuat terobosan dengan mengalokasikan saham secara gratis sebesar 1 [satu] juta lembar untuk para wirausahawan kecil/mikro serta badan-badan lingkungan hidup dan pelestarian alam. Meskipun menjadi pemegang saham minoritas, mereka dapat memberikan solusi alternatif kepada Manajemen BNI seputar pengembangan usaha kecil/mikro di masa depan dan proyek pelestarian lingkungan hidup secara berkesinambungan. Oleh karenanya Manajemen BNI secara korporasi ikut bertanggungjawab dalam pembangunan berkelanjutan dan mencapai MDGs di tahun 2015. Dan Green BNI bukan suatu slogan kosong. Dengan demikian Program CSR dapat benar-benar diwujudkan dalam dalam seluruh lapisan masyarakat.

* Penulis : Leonard T. Panjaitan [Pegawai Divisi BSK, NPP : 23348] ; No Hp : 081510008779